kalanotes

© kalanotes Langit mulai gelap, kembang api mulai bermunculan, menghiasi langit malam sebagai perayaan pergantian tahun.

Bitha duduk disalah satu kursi restoran hotel bagian luar yang langsung mengarah pada pantai, ia dengan dirinya sendiri.

Ia tengah fokus memainkan ponselnya, padahal yang ia lakukan hanya membuka tutup instagram dan whatsapp, tanpa adanya notif apapun, ia berusaha menyibukkan diri.

Aneh, harusnya malam tahun baru dihabiskan dengan bersenang-senang dengan teman, keluarga, namun bitha lebih memilih duduk sendiri, ya walaupun memang ramai orang berlalu lalang disekelilingnya.

Memutuskan untuk mematikan ponselnya karena tidak terlalu berguna juga untuk saat ini, yang ia butuhkan adalah seseorang untuk menemaninya menikmati langit penuh kembang api malam ini. Padahal sudah diajak leon dan abigail namun ia terlalu malas jika harus ke tengah pantai.

Beberapa saat pandangannya terfokus pada langit malam tiba-tiba ia merasa seseorang mendekatinya dan benar saja, tiba-tiba saja matanya ditutup dengan kedua telapak tangan oleh seseorang yang ia tak yakin jelas siapa

“leon ini pasti lo ya” bitha mulai menebak nebak siapa pelaku yang tengah menutup matanya saat ini

“kalo ga bigel pasti nih” “buka ih”

“le ini pasti lo kan, buka dong gue lagi males bercanda”

“i..ni.. tangan orang kan” bitha yang sedaritadi hanya berbicara seorang diri mulai meragukan apakah yang menutup matanya saat ini benar-benar manusia atau..

pelaku yang menutup mata bitha begitu mendengar perempuan dihadapannya ini mulai melantur pun memutuskan untuk melepas kedua telapak tangannya dari mata bitha “ajaa?”

“ga asik lo, masa leon abigail doang yang disebut” “emang ga ngenalin gua?” raja yang semula duduk dihadapan bitha berpindah posisi menjadi disampingnya

bitha tak kunjung menjawab, pandangannya masih terfokus pada laki-laki disebelahnya saat ini “ini bukannya hoodie biru yang sama yang dipake-

“iya” “itu gua, yang duduk sebelah lo, yang ngedm lo pake akun kosonhan, yang ngembaliin airpods lo”

“ajaa ngapain sok misterius gitu sih, ngapain coba segala pake akun kosongan” “pake ganti nama segala lagi jadi je sbstn blablabla”

“lah itu kan emang nama gua” “je dari rajendra, sbstn dari sebastian cuma disingkat”

“ya aku mana mikir sampe situ ja” balas bitha yang sekaligus menutup perbincangan mereka sesaat

“udah? jadi yang waktu itu bilang gabakal ketemu lagi boong doang kan?” ucap bitha dengan nada sedikit meledek

“tapi kalo kita ga ketemu lagi lo jangan tambah marah sama gua ya, halah” “nyebelin” bitha menirukan persis bagaimana nada raja saat mengucapkan kalimat tersebut di pertemuan terakhir mereka yang diakhiri dengan memukul raja pelan

“emang maunya beneran ga ketemu lagi?”

“ya ngga lah”

“gamau ketemu lagi?”

“YA MAU AJAA!” balas bitha dengan sedikit meninggikan nadanya

Raja mulai mengeluarkan airpodsnya, membuka dan memasangkannya sebelah pada telinga bitha “ngapai-

“ssstt, pake aja”

Terputarlah beberapa lagu dari playlist yang tak asing ditelinga bitha “ini kayak playlist”

“iya ini playlist lo, yang persiapan jadi raja’s gf” “gua minta ga dikasih, yaudah gua cari aja trus nemu, hebat kan gua” jelas raja dengan nada bangganya, bitha tak membalasnya, ia hanya memandang laki-laki disampingnya ini lekat, laki-laki yang ia harapkan akan menghabiskan waktu bersamanya pada akhir tahun di bali, namun siapa sangka? walaupun tidak sesuai dengan harapannya, setidaknya ia masih bisa menikmati malam pergantian tahun with her favorite boy

“apa wish lo buat next year?” tanya raja membuka obrolan lagi

bitha yang masih larut dalam lagu lovers by Anna of the North tak kunjung menjawab pertanyaan raja barusan

“banyak sih, cuma yang paling paling penting i wish i will not attached to the person who ultimately can’t be with me” jawaban yang cukup membuat raja paham siapa yang ia maksud dalam kalimatnya barusan

“kalo ajaa apa?”

“i wish my mom will decide to stay as a single parent and not have anything to do with my crush’s dad, so i can date her” jelas raja dengan senyuman paling lebar yang pernah bitha lihat darinya

“who’s that girl?” bitha kini mengubah posisi duduknya menjadi berhadapan dengan raja, walaupun ia sudah bisa menebak siapa yang dibicarakan raja saat ini namun ia tetap ingin memastikannya

“the girl in front of me right now” ucap raja bersamaan dengan berakhirnya lagu lovers dan jam tepat menunjukkan pukul 00.00

Dapat didengar bunyi kembang api yang semakin kencang dan bersamaan yang mungkin dapat mengagetkan beberapa orang, namun tidak dengan raja dan bitha yang saat ini masih dengan airpods sebelah telinganya

“happy new year Mr. King Sebastian”

“happy new year too, Ms. Queenara” he stares at the girl in front of him right now, says happy new year, then kisses her forehead

© kalanotes “aneh” ucap bitha sesaat setelah mencoba ice cream leon

“lo gasuka coffee soalnya” ucap leon sembari menarik kembali ice creamnya “iya makanya aneh” balas bitha

“udah tau gasuka ngapain dicoba”

“kan penasaran”

“OMG! kalian udah liat storynya raja blom?” timpal abigail yang baru saja kembali dari mengambil pesanan ice creamnya

Begitu mendengar nama raja bitha segera mengambil ponselnya dan buru-buru membuka instagram “eh gajadi deh” lanjut abigail begitu menyadari leon yang menatapnya sinis.

“kenapa deh, wait wait gue check” bitha bergegas membuka kembali aplikasi instagram yang sedari tadi tak kunjung terbuka, mungkin pengarih sinyal yang kurang bagus saat ini

“udah gausah bi gaus-

“gaada tuh” ucap bitha begitu tak melihat lingkaran pink di sekitar foto profile instagram raja

“iya emang gaada” “itu kayaknya story nya udah sehari lalu jadi ganti menit udah kehapus gitu” jelas abigail dengan ekspresi ketakutannya

“eh tapi kayanya dia ngehide gue gasih” “coba coba di lo ada ga storynya” bitha segera mengambil ponsel leon dari saku celananya dengan santainya namun ditahan oleh pemiliknya

“ngga ada” balas leon

“coba liat dulu ih” bitha masih berusaha merebut ponsel leon yang digenggam erat olehnya

“gaada bi, lo ga percaya gua?”

“tapi highlightnya juga di gue gaada tau” bitha dengan ekspresi cemberutnya

“emang dia ada bikin highlight ya?” tanya abigail, kali ini sungguhan karena ia memang pure tidak sadar raja membuat highlight di instagramnya

“ada highlight isinya bitha” jawab leon

“tapi sekarang gaada” timpal bitha masih dengan ekspresi cemberutnya

“masa sih?” abigail kembali membuka instagram dan membuka profile raja

“dihapus kali” ucap leon pada bitha berusaha senormal mungkin

“tapi di gue a-

“jadi ke beachwalk nggak?” leon segera bangkit dari duduknya dan menutup mulut abigail dengan telapak tangan kanannya

“bentar ih ini raja beneran ga bikin story apa gue yang dihide” balas bitha yang masih terfokus dengan ponselnya

Tak menggubris jawaban bitha, leon segera menarik dua perempuan itu keluar dan segera masuk ke dalam grabcar yang telah ia pesan beberapa menit lalu.


Sesampainya mereka di beachwalk, yang pertama mereka tuju adalah candylicious.

Bitha tengah melihat-lihat boneka boneka lucu di rak yang tingginya bisa dibilang lebih tinggi darinya, saat ia tengah melompat-lompat kecil untuk meraih boneka pada rak paling atas ia tersandung kaki seseorang yang baru saja lewat dibelakangnya yang mengakibatkan ia terjatuh

“sorry” ucap bitha bersamaan dengan seseorang yang membuatnya tersandung tadi

“ajaa?” bitha tak begitu jelas melihat laki-laki yang membuatnya tersandung tadi karena ia segera pergi begitu saja setelah mengucapkan maaf tadi, namun seingatnya suara laki-laki tadi sangat tak asing ditelinganya

Leon yang saat itu jaraknya tak begitu jauh dari bitha pun mendengar percakapan singkat barusan dan segera menghampiri bitha yang hendak mengejad laki-laki tadi

“ngapain sih?”

“ntar dulu ih le gue mau ngejer yang tadi”

“ga sopan bi”

“ih, tapi serius deh tadi dia suaranya mirip raja banget tau”

“trus kalo mirip berarti itu raja?”

“ya gatau makanya gue mau ngejer-

“emang raja di bali?” posisi leon kini tepat didepan bitha menghalangi setiap pergerakannya

“gatau leon makanya gue tadi mau ngejer mau mastiin tapi lo halangin mulu daritadi, gimana sih”

“tetep aja ga sopan, trus kalo ternyata emang bukan raja, ntar lo malu neriakinnya nama gua trus lari ke gua ntar gua ikut malu” “gamau gua” jelas leon yang membuat bitha yang mulai kesal dan memutuskan untuk berputar balik lalu keluar dari candylicious, diikuti oleh leon yang juga segera menarik abigail yang tengah sibuk memilih candy untuk segera keluar dari tempat itu juga

“lo berdua tuh kenapa sih?”

“kok berdua? i ga ikutan kali i daritadi liat liat candy” “i aja gatau ini kenapa” balas abigail dengan pandangan yang masih terfokus pada jajaran candy di dalam candylicious

“ya tapi lo kemarin anehnya” lanjut bitha

Keadaan hening sesaat, abigail yang masih fokus memandangi candy, leon yang tengah sibuk dengan ponselnya entah sedang apa, sedangkan bitha yang sedari tadi hanya menoleh kanan kiri mencari sesuatu

kini pandangannya terfokus pada satu restoran yang sangat amat ia senangi “well, sebagai permintaan maaf lo harus traktir gue kesitu” ujar bitha pada leon dengan tangan kiri yang menunjuk restoran sushi favoritnya serta tangan kanan yang menggoyang goyangkan tangan leon agar terfokus dengan apa yang ia tunjuk

“minta maaf atas apa anjir?”

“yang atas udah ngehalangin gue mau ngejer cowo tadi lah” “traktir gue pokonya ya ya ya ya ya” rengek bitha layaknya anak kecil yang tengah meminta sesuatu pada orang tuanya

“ya” leon yang sudah pasrah hanya bisa meng-iyakan permintaan perempuan didepannya ini, bitha segera berlari menuju restoran tersebut diikuti dengan leon dan abigail yang berjalan pelan

“mau sampe kapan deh?” tanya abigail yang direspon leon dengan menaikkan kedua bahunya “besok kali”

© kalanotes “so what are we gonna talk about?” tanya bitha sesampainya di unit raja, mereka gini berada di ruang tengahnya

“lo masih marah?”

“gue harus bilang berapa kali sih ja? gue ga marah”

“tapi orang normal juga kalo tau sikap lo akhir-akhir ini pasti bakal ngira lo lagi marah”

“ga marah ajaa” “gue cuma bingung” jelas bitha “lo tau kan apa yang gue bingungin?” lanjutnya

“itu kan bukan salah gua, kenapa yang lo diemin malah gua?” raja kini mulai memberanikan diri berbicara dengan nada agak tinggi

“gua ga diemin lo doang, gua juga diemin bokap nyokap gue kok”

“trus? setelah lo diemin orang orang lo dapet jawaban dari kebingungan lo? engga kan?”

“ya ngga….. belum”

“i miss you” “i miss you call me ajaa” “i miss your capslock chat, morning text, midnight stories”

“gua gasuka sikap lo sekarang” lanjutnya

“gue ga minta lo suka sikap gue ke lo sekarang, karena dasarnya gue nya aja lo ga suka gimana bisa suka sikapnya” balas bitha

“kata siapa gasuka?”

“kata gue barusan, kata lo di chat juga ada banyak perlu gue screenshot?”

“gua pernahnya bilang gamau sama lo”

“apa bedanya? ajaa gamungkin kan bilang gitu ke cewe yang ajaa suka?”

“feelings can change, bi”

“so?”

“i like you”

“you said you like me just because you want me to go back to how i used to be? you dont want me to leave you alone? you dont want to let me go but you also dont want to be with me, right?” “iya kan ja?”

“you’re the one who liked me first, you're the one who chased me first, now you managed to make me do the same thing but why did you refuse me to confess?”

“we both know how it will ended, and it doesn't match with the ending i thought at first” “lagian kenapa coba harus mami lo”

“trus lo nyalahin nyokap gua?”

“trus lo nyuruh gue nyalahin siapa? papa gue?”

“ya jangan salahin mami gua lah”

“trus nyalahin siapa? pak satpam apartmen?” bitha kini bangkit dari duduknya, mengobrol dengan raja setelah sekian lama mereka saling diam memang bukan pilihan yang tepat “gue balik ya” pamitnya

“bi”

“gapapa kalo lo masih marah sama gua sekarang” “tapi kalo kita ga ketemu lagi lo jangan tambah marah sama gua ya?”

© kalanotes “demi apasih?” ucap amanda begitu mendengar cerita apa saja yang bitha lalui seharian ini, berbeda dengan manda, leon malah tertawa dengan polosnya

“kok ketawa sih?” bitha yang sedang kesal dibuat tambah kesal dengan tawa leon yang tak kunjung berhenti

“gila lo ya” timpal manda

“sorry sorry, gua bukan ngetawain lo” ucap leon pada bitha

“trus kalo bukan dia? gue?” timpal amanda lagi yang segera direspon dengan gelengan cepat oleh leon

“gajelas lo” ucap bitha dan manda bersamaan

“hadeh cewe cewe sensi banget”

“terus sekarang gimana dong, gue harus pilih siapa”

“ya siapa yang lebih lo butuhin?” tanya manda

“keduanya lah” “ajaa juga” lanjutnya

“mending sama bokap lo aja lah, lo kan selama ini lebih deket sama bokap” ujar leon

“tapi kalo sama bokap, lo lupain raja” “kalo gabisa mending sama nyokap” jelas manda

“emang kalo sama nyokap bisa sama raja?” leon yang sedari tadi hanya merespon dengan tidak fokus kini memfokuskan pandangannya pada dua perempuan dihadapannya ini

“kan beda keluarga jatohnya? kalo papanya sama mami raja ga nikah juga tetep aja dia bisa sama raja?” balas manda merasa tertantang “lagian lo dikubu mana sih sebenernya?” lanjutnya

“dikubu yang ga bikin bitha bisa sama raja” jawab leon dengan entengnya

bitha yang semakin dibuat pusing dengan kedua temannya memilih segera beranjak dari duduknya dan beralih ke ujung rooftop, melihat pemandangan kota padat nan ramai ini dari ketinggian rooftop apartmennya

“bercanda” ucap leon pada manda sesaat sebelum ia beranjak menghampiri bitha

“just choose who you need more, who can make you happier, who can be more dependable bi, ga harus buru buru kan? lagi pula mereka juga bakal tetep biayain lo gimana pun keputusan lo” “jangan jadiin raja patokannya, fokus sama orang tua lo, masih banyak cowo selain raja” jelas leon dengan pandangan yang juga tertuju pada pemandangan kota dimalam hari dari rooftop saat ini

“gua ga bilang cowo lain itu gua bahkan masih banyak banget cowo selain gua sama raja” lanjutnya “think slowly, maybe keep your distance from them for a while? so you will know clearly who you need more” leon beralih menatap perempuan disebelahnya tak kunjung merespon apapun, bitha membalas tatapan tersebut, ia selalu berpikir bahwa laki laki dihadapannya ini salah satu laki-laki paling menyebalkan yang pernah ia kenal namun juga laki-laki yang paling tahu soal dirinya, terutama soal keluarganya.

She hugs him, maybe leon is not a man who can keep his promise, who can always be faithful to his partner. But when it comes to being a good listener and adviser, he is the right one.

© kalanotes “kayanya gaada orang deh” ucap abigail sesampainya ia dan leon dirumah bitha

“tau darimana” balas leon yang pandangannya masih fokus pada area sekitar didepan rumah bitha

“feeling aja” jawab abigail dengan santainya

“feeling dipercaya, buktiin”

“okay” “permisi!” teriak abigail dari luar gerbang rumah bitha

“halo!” “bonjour!” teriak abigail terus menerus namun nihil tak mendapat respon dari teriakannya

“see, nobodys home so berarti dia ditempat lain” ucap abigail sembari berjalan kembali ke arah mobil leon diikuti pemiliknya

“tadi chat gua ke bitha udah diread tapi ga dijawab” ucap leon sesampainya mereka berdua didalam mobil

“then? kenapa ga chat lagi?”

“you know kadang orang orang kalo udah kebiasaan pake wi-fi tuh suka lupa isi paketan gitu kan, nah kebetulan gua masuk ke dalam golongan orang orang itu jadi-

“bilang aja gapunya kuota” potong abigail yang hanyan dibalas cengiran kecil oleh leon

“i tethering in deh” “namanya yang bigelololol”

“gaada nama yang bagusan dikit apa” protes leon sembari menyambungkan ponselnya pada hospot abigail

“gausah protes deh, udah bagus dikasih”

“raja udah bales chat gua nih”

© kalanotes “jadi” “how do you feel now? better?” tanya raja memulai obrolan

“well, its getting better and better!” “thankyou ya ajaa buat keliling keliling nya, ESPECIALLY SUSHINYA!” ucap bitha dengan semangat membaranya

“Haha, sama sama” “jangan nangis lagi- belum selesai raja bicara notif ponsel bitha mengalihkan mereka berdua

Ting! , bunyinya. Membuat bitha segera mengecek ponselnya.

“kenapa lagi?” tanya raja begitu melihat perubahan raut wajah bitha yang tadinya sangat senang berubah menjadi murung

Awalnya yang ditanya hanya menggeleng namun bitha memutuskan tetap memberitahukan isinya “papa chat aku” “gabisa ngobrol malem ini katanya besok aja” “kebiasaan papa yang janjiin papa juga yang batalin” jelasnya yang membuat raja diam seribu bahasa lagi

“eh ini langsung ke apart ya? tanya bitha setelah keheningan sesaat di antara mereka berdua

“iya, lo ada mau kemana lagi emang?”

“bukan, kenapa ajaa ga ngambil mobil dulu? biar ga bolak balik?”

“oiya lupa gua” “yaudah ke car wash dulu brarti muter” ujar raja yang sudah siap mencari tempat putar balik namun tiba-tiba teringat sesuatu

“atau lo mau ikut gua dulu?” sambungnya

“kemana?”

“kerumah, diajak dinner sama mami” jelas raja

“dinner? keluarga?” tanya bitha yang dibalas anggukan oleh raja “ih engga ah malu tau aku kan bukan keluarga” sambungnya

“siapa tau otw” jawab raja dengan santainya yang tanpa ia sadari membuat gadis di sebelahnya cukup terkejut sekaligus bingung “bercanda bi” lanjutnya

“gapapa kan gua yang ajak, temen gua keluarga gua juga”

“abigail keluarga ajaa juga dong? tanya bitha tiba tiba

“kenapa jadi bahas dia?” bitha yang merasa tidak enak dengan topik yang tiba tiba ia bahas segera berusaha mengakhirinya “gapapa sih asbun aja, hehe”

“jadi mau ikut ga?”

“boleh kalo dibolehin, bosen juga di apart doang” jawab bitha menyetujui tawaran raja

“eh jangan deh bi” ujar raja tiba tiba begitu mengingat hal penting yang sedari tadi ia lupakan

“ih gimana sih?”


“mami aja pulang” ucap raja sesampainya di dalam rumahnya

“KAK BITHA!” teriak darren yang segera berlari dari atas begitu melihat bitha di sebelah raja dan langsung memeluknya

“DARREN!” balas bitha sembari membalas pelukan darren

“oh ini bitha yang waktu itu dm gue?” tanya alea kakak raja yang baru saja turun dari kamar atas juga

“apa? gue cuma nanya” lanjutnya begitu melihat raja menatapnya sinis

“hehehe iya kak, maaf banget yaa soal waktu itu…”

“gapapa, yang udah lewat lupain aja” jawab alea ramah “tapi ga pacaran kan?” lanjutnya yang langsung dibalas gelengan oleh bitha

“rajendra sebastian anak mami makin ganteng aja” ucap mami raja yang langsung memeluk dan mencium pipi kanan dan kiri anak laki-laki pertamanya

“mi malu ada temen aja” ujar raja

“oh ada temen kamu, siapa ini namanya?”

“nama aku tsabitha tan biasa dipanggil bitha” jawab bitha sembari salam dengan mami bitha

“cantik yaa, beneran temen doang ini jaa bukan pa-

“emi mami raja maaf aku telat loh dikantor lagi hectic banget, belum mulai kan dinnernya?” ucap seorang pria dengan suara beratnya yang tiba tiba masuk kerumah raja

bitha yang merasa tak asing dengan suara yang baru saja ia dengar pun segera mengarahkan pandangannya pada arah sumber suara,

“papa?”

© kalanotes Setelah menyelesaikan “urusan” nya raja memutuskan untuk menuju tempat cuci mobil yang kemarin ia datangi dengan bitha, bukan untuk mencari bitha, tujuannya hanya untuk mencuci mobilnya yang sudah sangat kotor, ia bahkan lupa harus mencari bitha.

Namun sesampainya disana, dilihatnya satu mobil yang tak asing baginya “mirip mobil bitha” gumamnya.

Tak kunjung menuju ruang tunggu, pandangannya masi terfokus pada mobil tadi menunggu pemiliknya menghampiri mobilnya, hingga dilihatnya seorang perempuan yang tak lebih tinggi dirinya, dengan apple watch pink ditangan kirinya dan menggemgam ponsel dengan case pink polos pada tangan kanannya benar benar ciri khas bitha, pikirnya.

“pasti bitha” yakinnya sesaat sebelum dihampirinya mobil tersebut tanpa basa basi ia pun membuka pintu depan sebelah kiri mobil dan langsung masuk ke dalam, yang membuat pemilik mobil kaget dan hampir memukulinya.

“ih ajaa, aku kira siapa tau”

“ajaa mau ngapain?” tanya bitha begitu laki laki disampingnya mulai mendekatkan wajahnya

“kok mata lo bengkak?”

“hah? masa sih” jawab bitha yang langsung membuka camera pada ponselnya dan berkaca

“abis nangis ya?” tanya raja yang saat ini tengah mendekatkan wajahnya pada bitha

bitha yang saat ini sedang not in the good mood dengan tak sengaja malah mendorong kasar kepala raja agar menjauh darinya

Raja yang dibuat bingung kini hanya menatap gadis disampingnya, enggan bertanya apa yang terjadi padanya “ajaa mending keluar dulu deh” ujar bitha

Yang disuruh pun segera menurutinya, raja keluar dari mobil bitha namun bukan meninggalkannya melainkan beralih membuka pintu mobil sebelah kanan.

Kini posisinya setengah jongkok sembari menatap gadis didepannya yang sedari tadi hanya menundukkan kepalanya “look at me”

Bitha menurut, kini arah pandangannya fokus pada laki-laki dihadapannya, semakin lama ia tatap matanya malah mengingatkannya pada ayahnya yang malah membuatnya kembali meneteskan air mata

“hey” panggil raja dilanjutkan dengan memeluk gadis dihadapannya ini, ia tak tau harus mulai bertanya darimana namun pelukan mungkin akan membuatnya lebih baik, pikirnya

••• Kini posisi mereka berdua kembali ke dalam mobil, bitha tetap di kursi pengemudi dan raja di sebelah kirinya.

Merasa belum siap menceritakan kronologi sebenarnya, bitha hanya menunjukkan roomchat whatsappnya dengan papanya pada raja, yang cukup membuat raja paham apa yang terjadi

“bener ya yang ajaa bilang kemarin, jangan bahas hal yang belum pasti kejadian” “eh malah pisah beneran” ucap bitha dengan nada pasrah

“im sorry for hear that” ucapan terakhir raja sekaligus menutup obrolan mereka sesaat, raja tak tahu harus bagaimana ia bukan tipe yang pandai menghibur orang lain

“kenapa lagi?” tanya raja begitu melihat gads disampingnya menunduk

“bingung, takut, capek” “bingung harus milih siapa, takut kalo keduanya ga peduliin aku lagi, capek sendirin” jelasnya

Sekali lagi raja bukan orang yang paham tentang ini, ngehibur juga bingung gimana

“mau kemana abis ini?” tanyanya memberanikan diri memulai obrolan lagi

Yang ditanya hanya menaikkan kedua bahunya “ikut gua yuk”

“ngapain?”

“spend weekend? weekend jangan diisi sama nangis terus bi”

“kemana?”

“wherever you want, i’ll drive and treat you” “anggap today is your day”

“trus mobil aja?”

“tinggal bilang aku ambil nantian” “bentar ya”


“mau kemana lagi?” tanya

“bershka!!” jawab bitha dengan nada semangatnya

“masih mau shopping?”

“ajaa udah capek ya?” balas bitha begitu melihat wajah raja yang nampaknya kelelahan “engga”

“tapi muka ajaa keliatan capek, belanjaannya keberatan ya? makanya ih aku bilang sini bagi dua” bitha mengambil paksa sebagian shopping bag di tangan kanan raja namun ditahan olehnya “gausah bi”

“yaudah pulang aja yuk”

“jangan” “gua aja blom ada bayarin lo apa apa” ujar raja

“gausah ajaa kan aku ga minta”

“kan gua yang mau” jelasnya

“yaudah makan aja gimana?”

“mau sushi?”

“MAU!! AYO!!” jawab bitha dengan semangatnya dan menarik sebelah tangan raja agar mempercepat langkahnya

Sesampainya mereka ditempat “aku mau pesen- ucapan bitha terpotong oleh raja yang sudah ingat dengan pesanan bitha saat pertama kali makan sushi bersamanya “kanimayo tobikko maki kan?” tebaknya

“hehehe inget aja”

“empat ya?” tawar raja

“ga kebanyakan kan mau pesen yang lain juga?” tanya bitha mengetahui mereka berdua sama sama bukan tipe orang yang makannya banyak

“gua juga suka” balas rana

“mau salmon?”

“boleh”

“salmon doang atau salmon mentai?”

“mentai”

“mau katsu?”

“terserah”

“edamame?”

“ga sekalian semua menu disini ajaa tawarin ke aku?”

“maunya gitu sih” jawab raja dengan santainya sembari membolak balikan menu dihadapannya

“ngaco”

CEKREK!!

“ngapain?”

“foto lo”

“ih ulang tadi jelek blom siap” bitha berusaha mengambil ponsel raja namun ditahan oleh pemiliknya “udah cantik kok”

“gua mau bikin appreciation snap” “coba cek ig”

© kalanotes Setelah menyelesaikan “urusan” nya raja memutuskan untuk menuju tempat cuci mobil yang kemarin ia datangi dengan bitha, bukan untuk mencari bitha, tujuannya hanya untuk mencuci mobilnya yang sudah sangat kotor, ia bahkan lupa harus mencari bitha.

Namun sesampainya disana, dilihatnya satu mobil yang tak asing baginya “mirip mobil bitha” gumamnya.

Tak kunjung menuju ruang tunggu, pandangannya masi terfokus pada mobil tadi menunggu pemiliknya menghampiri mobilnya, hingga dilihatnya seorang perempuan yang tak lebih tinggi dirinya, dengan apple watch pink ditangan kirinya dan menggemgam ponsel dengan case pink polos pada tangan kanannya benar benar ciri khas bitha, pikirnya.

“pasti bitha” yakinnya sesaat sebelum dihampirinya mobil tersebut tanpa basa basi ia pun membuka pintu depan sebelah kiri mobil dan langsung masuk ke dalam, yang membuat pemilik mobil kaget dan hampir memukulinya.

“ih ajaa, aku kira siapa tau”

“ajaa mau ngapain?” tanya bitha begitu laki laki disampingnya mulai mendekatkan wajahnya

“kok mata lo bengkak?”

“hah? masa sih” jawab bitha yang langsung membuka camera pada ponselnya dan berkaca

“abis nangis ya?” tanya raja yang saat ini tengah mendekatkan wajahnya pada bitha

bitha yang saat ini sedang not in the good mood dengan tak sengaja malah mendorong kasar kepala raja agar menjauh darinya

Raja yang dibuat bingung kini hanya menatap gadis disampingnya, enggan bertanya apa yang terjadi padanya “ajaa mending keluar dulu deh” ujar bitha

Yang disuruh pun segera menurutinya, raja keluar dari mobil bitha namun bukan meninggalkannya melainkan beralih membuka pintu mobil sebelah kanan.

Kini posisinya setengah jongkok sembari menatap gadis didepannya yang sedari tadi hanya menundukkan kepalanya “look at me”

Bitha menurut, kini arah pandangannya fokus pada laki-laki dihadapannya, semakin lama ia tatap matanya malah mengingatkannya pada ayahnya yang malah membuatnya kembali meneteskan air mata

“hey” panggil raja dilanjutkan dengan memeluk gadis dihadapannya ini, ia tak tau harus mulai bertanya darimana namun pelukan mungkin akan membuatnya lebih baik, pikirnya

••• Kini posisi mereka berdua kembali ke dalam mobil, bitha tetap di kursi pengemudi dan raja di sebelah kirinya.

Merasa belum siap menceritakan kronologi sebenarnya, bitha hanya menunjukkan roomchat whatsappnya dengan papanya pada raja, yang cukup membuat raja paham apa yang terjadi

“bener ya yang ajaa bilang kemarin, jangan bahas hal yang belum pasti kejadian” “eh malah pisah beneran” ucap bitha dengan nada pasrah

“im sorry for hear that” ucapan terakhir raja sekaligus menutup obrolan mereka sesaat, raja tak tahu harus bagaimana ia bukan tipe yang pandai menghibur orang lain

“kenapa lagi?” tanya raja begitu melihat gads disampingnya menunduk

“bingung, takut, capek” “bingung harus milih siapa, takut kalo keduanya ga peduliin aku lagi, capek sendirin” jelasnya

Sekali lagi raja bukan orang yang paham tentang ini, ngehibur juga bingung gimana

“mau kemana abis ini?” tanyanya memberanikan diri memulai obrolan lagi

Yang ditanya hanya menaikkan kedua bahunya “ikut gua yuk”

“ngapain?”

“spend weekend? weekend jangan diisi sama nangis terus bi”

“kemana?”

“wherever you want, i’ll drive and treat you” “anggap today is your day”

“trus mobil aja?”

“tinggal bilang aku ambil nantian” “bentar ya”


“mau kemana lagi?” tanya

“bershka!!” jawab bitha dengan nada semangatnya

“masih mau shopping?”

“ajaa udah capek ya?” balas bitha begitu melihat wajah raja yang nampaknya kelelahan “engga”

“tapi muka ajaa keliatan capek, belanjaannya keberatan ya? makanya ih aku bilang sini bagi dua” bitha mengambil paksa sebagian shopping bag di tangan kanan raja namun ditahan olehnya “gausah bi”

“yaudah pulang aja yuk”

“jangan” “gua aja blom ada bayarin lo apa apa” ujar raja

“gausah ajaa kan aku ga minta”

“kan gua yang mau” jelasnya

“yaudah makan aja gimana?”

“mau sushi?”

“MAU!! AYO!!” jawab bitha dengan semangatnya dan menarik sebelah tangan raja agar mempercepat langkahnya

Sesampainya mereka ditempat “aku mau pesen- ucapan bitha terpotong oleh raja yang sudah ingat dengan pesanan bitha saat pertama kali makan sushi bersamanya “kanimayo tobikko maki kan?” tebaknya

“hehehe inget aja”

“empat ya?” tawar raja

“ga kebanyakan kan mau pesen yang lain juga?” tanya bitha mengetahui mereka berdua sama sama bukan tipe orang yang makannya banyak

“gua juga suka” balas rana

“mau salmon?”

“boleh”

“salmon doang atau salmon mentai?”

“mentai”

“mau katsu?”

“terserah”

“edamame?”

“ga sekalian semua menu disini ajaa tawarin ke aku?”

“maunya gitu sih” jawab raja dengan santainya sembari membolak balikan menu dihadapannya

“ngaco”

CEKREK!!

“ngapain?”

“foto lo”

“ih ulang tadi jelek blom siap” bitha berusaha mengambil ponsel raja namun ditahan oleh pemiliknya “udah cantik kok”

“gua mau bikin appreciation snap” “coba cek ig”

© kalanotes Setelah menyelesaikan “urusan” nya raja memutuskan untuk menuju tempat cuci mobil yang kemarin ia datangi dengan bitha, bukan untuk mencari bitha, tujuannya hanya untuk mencuci mobilnya yang sudah sangat kotor, ia bahkan lupa harus mencari bitha.

Namun sesampainya disana, dilihatnya satu mobil yang tak asing baginya “mirip mobil bitha” gumamnya.

Tak kunjung menuju ruang tunggu, pandangannya masi terfokus pada mobil tadi menunggu pemiliknya menghampiri mobilnya, hingga dilihatnya seorang perempuan yang tak lebih tinggi dirinya, dengan apple watch pink ditangan kirinya dan menggemgam ponsel dengan case pink polos pada tangan kanannya benar benar ciri khas bitha, pikirnya.

“pasti bitha” yakinnya sesaat sebelum dihampirinya mobil tersebut tanpa basa basi ia pun membuka pintu depan sebelah kiri mobil dan langsung masuk ke dalam, yang membuat pemilik mobil kaget dan hampir memukulinya.

“ih ajaa, aku kira siapa tau”

“ajaa mau ngapain?” tanya bitha begitu laki laki disampingnya mulai mendekatkan wajahnya

“kok mata lo bengkak?”

“hah? masa sih” jawab bitha yang langsung membuka camera pada ponselnya dan berkaca

“abis nangis ya?” tanya raja yang saat ini tengah mendekatkan wajahnya pada bitha

bitha yang saat ini sedang not in the good mood dengan tak sengaja malah mendorong kasar kepala raja agar menjauh darinya

Raja yang dibuat bingung kini hanya menatap gadis disampingnya, enggan bertanya apa yang terjadi padanya “ajaa mending keluar dulu deh” ujar bitha

Yang disuruh pun segera menurutinya, raja keluar dari mobil bitha namun bukan meninggalkannya melainkan beralih membuka pintu mobil sebelah kanan.

Kini posisinya setengah jongkok sembari menatap gadis didepannya yang sedari tadi hanya menundukkan kepalanya “look at me”

Bitha menurut, kini arah pandangannya fokus pada laki-laki dihadapannya, semakin lama ia tatap matanya malah mengingatkannya pada ayahnya yang malah membuatnya kembali meneteskan air mata

“hey” panggil raja dilanjutkan dengan memeluk gadis dihadapannya ini, ia tak tau harus mulai bertanya darimana namun pelukan mungkin akan membuatnya lebih baik, pikirnya • • • Kini posisi mereka berdua kembali ke dalam mobil, bitha tetap di kursi pengemudi dan raja di sebelah kirinya.

Merasa belum siap menceritakan kronologi sebenarnya, bitha hanya menunjukkan roomchat whatsappnya dengan papanya pada raja, yang cukup membuat raja paham apa yang terjadi

“bener ya yang ajaa bilang kemarin, jangan bahas hal yang belum pasti kejadian” “eh malah pisah beneran” ucap bitha dengan nada pasrah

“im sorry for hear that” ucapan terakhir raja sekaligus menutup obrolan mereka sesaat, raja tak tahu harus bagaimana ia bukan tipe yang pandai menghibur orang lain

“mau kemana abis ini?” tanyanya memberanikan diri memulai obrolan lagi

Yang ditanya hanya menaikkan kedua bahunya “ikut gua yuk”

“ngapain?”

“spend weekend? weekend jangan diisi sama nangis terus bi”

“kemana?”

“wherever you want, i’ll drive and treat you” “anggap today is your day”

“trus mobil aja?”

“tinggal bilang aku ambil nantian” “bentar ya”


“mau kemana lagi?” tanya

“bershka!!” jawab bitha dengan nada semangatnya

“masih mau shopping?”

“ajaa udah capek ya?” balas bitha begitu melihat wajah raja yang nampaknya kelelahan “engga”

“tapi muka ajaa keliatan capek, belanjaannya keberatan ya? makanya ih aku bilang sini bagi dua” bitha mengambil paksa sebagian shopping bag di tangan kanan raja namun ditahan olehnya “gausah bi”

“yaudah pulang aja yuk”

“jangan” “gua aja blom ada bayarin lo apa apa” ujar raja

“gausah ajaa kan aku ga minta”

“kan gua yang mau” jelasnya

“yaudah makan aja gimana?”

“mau sushi?”

“MAU!! AYO!!” jawab bitha dengan semangatnya dan menarik sebelah tangan raja agar mempercepat langkahnya

Sesampainya mereka di restoran sushi yang sama dengan yang mereka kunjungi dihari mobil raja diserempet bitha, “aku mau pesen- ucapan bitha terpotong oleh raja yang sudah ingat dengan pesanan bitha saat pertama kali makan sushi bersamanya “kanimayo tobikko maki kan?” tebaknya

“hehehe inget aja”

“empat ya?” tawar raja

“ga kebanyakan kan mau pesen yang lain juga?” tanya bitha mengetahui mereka berdua sama sama bukan tipe orang yang makannya banyak

“gua juga suka” balas rana

“mau salmon?”

“boleh”

“salmon doang atau salmon mentai?”

“mentai”

“mau katsu?”

“terserah”

“edamame?”

“ga sekalian semua menu disini ajaa tawarin ke aku?”

“maunya gitu sih” jawab raja dengan santainya sembari membolak balikan menu dihadapannya

“ngaco”

CEKREK!!

“ngapain?”

“foto lo”

“ih ulang tadi jelek blom siap” bitha berusaha mengambil ponsel raja namun ditahan oleh pemiliknya “udah cantik kok”

“gua mau bikin appreciation snap” “coba cek ig”

© kalanotes Setelah membaca notifikasi dari kedua orang tuanya tadi, bitha yang tadinya baru saja membuka mata segera bangun dan mandi secepat mungkin. Buru-buru mengenakan pakaian lalu mengambil handphonenya yang tengah di cas dari semalam dan langsung keluar dari apartnya yang tanpa sadar lupa ia kunci.

Ia bergegas turun ke basement, masuk ke mobilnya dan memanaskannya barang beberapa menit sembari memikirkan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi jika ia tak bergegas datang kerumahnya dan melerai pertengkaran antara kedua orang tuanya.

Kedua orang tuanya memang sering bertengkar, jika dipikir pikir ya pasangan suami isri mana yang tak pernah berbeda pendapat yang berujung terjadinya pertengkaran? namun menurut bitha, orang tuanya sudah terlalu over, sejak kecil tak jarang bitha mendengar kedua orang tuanya bertengkar bahkan untuk hal-hal yang sebenarnya dirasa tak begitu perlu untuk diperdebatkan namun apa boleh buat, mungkin salah satu faktornya juga karena sifat mama papanya yang sangat bertolak belakang dan jika bukan bitha yang selalu melerai mereka.. mungkin kejadian seperti pagi ini akan terjadi lebih cepat.

Bitha sudah mengkhawatirkan tentang ini bahkan sejak ia masih tinggal seatap dengan kedua orang tuanya. Pikiran buruk ini sempat ia buang sejenak karena pikirnya hal ini tidak akan mungkin terjadi selama ia masih dapat melerai kedua orang tuanya tiap terjadi pertengkaran, namun pikiran buruk ini kembali begitu ia memutuskan untuk tinggal di apartmen.

Bukan tanpa alasan, ada banyak faktor yang membuat kedua orang tuanya juga setuju dengan keputusannya untuk tinggal di apartmen. Salah satunya karena maminya yang bekerja di dunia perhotelan sebagai sales manager, yang mengharuskannya sering keluar kota bahkan keluar negri untuk tugas-tugas tertentu sedangkan papanya yang sangat sibuk di dunia perkantorannya yang mengharuskannya berangkat pagi-pagi buta dan pulang tengah malam bahkan tak jarang juga papanya baru pulang di pagi esok harinya yang membuat bitha sering sendirian dirumahnya.

Banyak hal-hal yang bitha benci sebagai anak tunggal, seperti sering sendirian dirumahnya yang bisa dibilang cukup luas untuknya seorang diri berada didalamnya, namun yang paling ia benci adalah ketika hanya ia sendiri yang dapat menghentikan pertengkaran kedua orang tuanya yang tak jarang bahkan melibatkan benda benda tajam, bayangkan saja anak umur 5 tahun sudah harus mendengar dan melihat keributan hebat kedua orang tuanya yang melibatkan pisau, gunting dan benda benda tajam lainnya.

Jarak antara apartmen dan rumah bitha bisa terbilang cukup jauh dan sering macet juga menjadi alasan bitha tinggal di apartmen saat ini, karena jarak apartmen yang lebih dekat dengan sekolahnya dan ia yang sudau bisa menyetir menjadi pertimbangan orang tuanya untuk menyetujui keputusannya juga. Namun syukurlah keadaan jalanan saat ini tidak ramai seperti biasanya mungkin faktor masih pagi juga.

Memakan waktu kurang lebih satu jam kurang lima menit, sampailah ia di kediamannya. Bitha masih didalam mobil menenangkan dirinya yang sedari tadi takut, memikirkan hal apa yang kini menjadi penyebab pertengkaran hebat antara kedua orang tuanya, pastinya bukan hal sepele hingga membuat mereka memutuskan untuk berpisah.

Turunlah ia dari mobilnya, menatap gerbang tinggi berwarna coklat yang sudah jarang ia lihat, terakhir kali ia kesini mungkin sekitar dua bulan lalu saat anniv orang tuanya. Begitu memasuki area rumahnya dilihatnya mobil CR-V abu-abu yang tak asing baginya, mobil “teman” maminya jika ia tak salah ingat namun ia tak mau ambil pusing memikirkan hal yang tidak begitu penting itu, ia segera menuju pintu depan rumahnya yang langsung mengarah pada ruang tamu.

Dibukanya pintu tersebut perlahan, tanpa ketokan terlebih dahulu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, ia hanya berdiri disana menyaksikan pertengkaran hebat yang ternyata tak seburuk pemikirannya, namun begitu dilihatnya pisau pada tangan kanan papanya yang diarahkan pada dirinya sendiri membuatnya segera lari ke dalam dan menahan tangan papanya “paa, jangan” ucapnya pelan sembari menatap papanya

“liat kan papamu, dari dulu kalo udah pasrah sasarannya pisau, dipikir kalo mati enak gitu bebannya ilang semua” ucap mami bitha dengan tatapan tajamnya pada papa bitha

“daripada kamu, nelantarin suami sama anak demi laki-laki gajelas yang jelas jelas jauh dibawah aku” balas papa bitha tak mau kalah

“aku gaakan gitu kalo bukan kamu yang mulai duluan, apa kabar kamu sekretaris kamu”

“STOP!” teriak bitha ditengah keributan kedua orang tuanya

“gabisa sayang kamu harus tau gimana kelakuan mami kamu”

“i know pa, bitha udah liat tapi bitha ga pernah mau bahas ini sama papa” “bitha tau itu salah tapi bitha gamau ngebahas itu karena tau akhirnya bakalan gini” jelas bitha dengan nada lirih, berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh

“kamu liat anak ini, dia sendirian yang selama ini harus selalu nengahin kita yang sama sama gamau ngalah” ujar papa bitha sembari menunjuk bitha

“ya karena kamu egonya tinggi”

“kamu jug-

“bitha bilang stop ya stop!”

“okay” “pokonya keputusan mami udah bulat, senin lusa kita urus suratnya” “kalo kamu mau ikut mami masuk mobil sekarang, tapi kalo ngga silahkan urus diri kalian berdua baik baik” ucap mami bitha sebelum akhirnya mengambil tasnya di samping kanannya dan berjalan ke arah luar meninggalkan bitha dan papanya

“mii” panggil bitha sebelum akhirnya berlari mengejar maminya dan memeluknya erat

Pelukannya terbalas “maafin mami ya” ucap maminya sebelum akhirnya melangkah masuk ke mobil abu-abu tadi.

Kini tersisa ia dan papanya yang belum juga bergerak dari posisi tadi, keadaan hening beberapa saat hingga ringtone ponsel papanya memecah keheningan “oiya iya pak maaf, saya segera kesana sekarang” bisa dipastikan itu pasti salah satu client papanya.

“papa berangkat kerja dulu ya sayang, nanti malam kalo sempet kita obrolin ini lagi ya” ucap papanya yang disertai kecupan singkat pada kening anak satu-satunya dan beranjak masuk ke mobilnya meninggalkan bitha lagi lagi seorang diri.

Bitha segera memasuki mobilnya, meloloskan air matanya yang sudah ia tahan sejak tadi, ia tak menyangka hal yang paling ia takutkan tentang keluarganya terjadi pagi ini. Ia menangis sejadi jadinya, memikirkan kemungkinan kemungkinan buruk apa lagi yang akan terjadi setelah ini.

Dirasanya cukup ia berusaha menenangkan dirinya sendiri, ia mengambil ponsel di samping kirinya, menyalakan data seluler nya dan melihat banyaknya notifikasi muncul. Satu notifikasi yang paling menarik perhatiannya, dari leon. Benar, hanya leon yang sedari dulu menjadi tempat sandaran bitha dahulu saat ia ada masalah dengan orang tuanya, bahkan saat mereka sudah putus pun.

Hey, where are you?” “lo kerumah? your parents again?” “if you need something or need someone as listener let me know okay?

Begitu membaca pesan dari leon ia rasa bercerita dengannya bukan hal terbaik juga, saat ini ia sendiri belum siap menceritakan peristiwa pagi ini pada orang lain.

Ia kembali mematikan data seluler dan mematikan daya ponselnya, berlanjut menatap setir di hadapannya. Kembali ke apart saat ini mungkin juga bukan hal yang baik baginya, ia memilih melajukan mobilnya tanpa arah dan tujuan yang jelas. Padahal ia biasanya sangat takut untuk melaju ke tempat atau jalan yang belum pernah ia lewati, namun entah keberanian darimana ia melakukannya saat ini, tidak peduli jika nantinya ia kesuliatan mencari jalan pulang ke rumah, karena rumahnya saja sudah memutuskan untuk berpisah dan meninggalkannya.