kalanotes

#043

© kalanotes “your mom?.” tanya raja sesampainya ia dan tsabitha di mobil

“tau darimana?.”

“incase lo lupa, waktu lo baru pindahan koper lo ketinggalan satu di lobby trus gua yang disuruh nganterin ke unit lo.” “trus gua kan sempet liat ortu lo sebelum mereka balik.” jelas raja

“tiga puluh dua kata.” “ini kayaknya kata terbanyak yang pernah lo bilang ke gue ja.” ujar tsabitha

Raja menghela nafas sejenak “ga jelas lo.” ujarnya

“ya emang.” “udah ayo balik.” ajak tsabitha

“you don’t want to explain something?.” “your parents still together, right?.” “ah sorry, gua nanya nya berlebihan ya.” ujar raja

“gapapa.” “lagian juga gue gatau apa yang mau dijelasin, mereka aja ga pernah explain anything ke gue.” “tapi ya gue ga jarang juga liat mama gue kayak tadi, hari ini bisa sama cowo a besok bisa ganti lagi ke b, aneh hahaha.” jawab tsabitha dengan tawa paksa nya

Suasana menjadi sedikit awkward setelah mendengar jawaban tsabitha tadi, raja sedikit merasa bersalah menanyakan hal yang tak seharusnya ia usik.

Ia melihat sesuatu didepannya dan segera beranjak keluar mobil.

#039

© kalanotes Kini mereka berdua keluar dari dealer, sudah menyelesaikan urusan mobil tantenya raja. “nih” ujar raja sembari melempar kunci mobil bitha pada sang pemilik.

“eh, mau kemana?.” tanya bitha

“balik lah.” jawab raja

“bareng aja kali, satu apart juga.” ujar bitha

“ogah, mending gua ngegrab.” balas nya

“ih gaboleh gaboleh.” “balik bareng atau gue batalin semua pembayarannya.” ujar bitha dengan nada mengancamnya lagi.

“ngancem mulu ya lo.” kesal raja dan bergegas mengambil kunci mobil bitha dari genggamannya lagi

bitha yang merasa menang sekaligus senang bergegas masuk ke dalam mobilnya dengan senyum lebar yang mengembang diwajahnya dan memperlihatkan kedua lesung pipitnya


“lo laper ga sih?.” “lunch dulu yuk.” ujar bitha

“gak, gua capek mau langsung ke apart.” tolak raja

“ih tapi gue uda laper banget.” “nanti kalo gue pingsan gimana?.” tanya bitha

“ya pingsan aja ntar juga sadar lagi.”

“RAJA!” “nih ya nanti kalo gue pingsan trus lo yang dituduh bikin gue pingsan secara terakhir kali gue kontak sama lo trus lo dituduh yang engga engga, dituduh ngasi racun lah apa lah trus ntar lo dibawa ke kantor polisi trus difitnah trus bisa sampe masuk penjara trus-

“mau makan dimana?.” tanya raja cepat

“YEYY!.” “terserah aja.” jawab bitha, namun melihat raja yang langsung menatapnya sinis membuatnya segera merubah jawabannya

“SUSHI TEI AJA SUSHI TEI”

#039

© kalanotes Kini mereka berdua keluar dari dealer, sudah menyelesaikan urusan mobil tantenya raja. “nih” ujar raja sembari melempar kunci mobil bitha pada sang pemilik.

“eh, mau kemana?.” tanya bitha

“balik lah.” jawab raja

“bareng aja kali, satu apart juga.” ujar bitha

“ogah, mending gua ngegrab.” balas nya

“ih gaboleh gaboleh.” “balik bareng atau gue batalin semua pembayarannya.” ujar bitha dengan nada mengancamnya lagi.

“ngancem mulu ya lo.” kesal raja dan bergegas mengambil kunci mobil bitha dari genggamannya lagi

bitha yang merasa menang sekaligus senang bergegas masuk ke dalam mobilnya dengan senyum lebar yang mengembang diwajahnya dan memperlihatkan kedua lesung pipitnya

—-

“lo laper ga sih?.” “lunch dulu yuk.” ujar bitha

“gak, gua capek mau langsung ke apart.” tolak raja

“ih tapi gue uda laper banget.” “nanti kalo gue pingsan gimana?.” tanya bitha

“ya pingsan aja ntar juga sadar lagi.”

“RAJA!” “nih ya nanti kalo gue pingsan trus lo yang dituduh bikin gue pingsan secara terakhir kali gue kontak sama lo trus lo dituduh yang engga engga, dituduh ngasi racun lah apa lah trus ntar lo dibawa ke kantor polisi trus difitnah trus bisa sampe masuk penjara trus-

“mau makan dimana?.” tanya raja cepat

“YEYY!.” “terserah aja.” jawab bitha, namun melihat raja yang langsung menatapnya sinis membuatnya segera merubah jawabannya

“SUSHI TEI AJA SUSHI TEI”

#038

© kalanotes “siniin kunci mobil lo.” perintah raja pada tsabitha sesampainya di parkiran

“buat apaan?.” tanya bitha

“kunci mobil.”

“buat apa jaa?.”

“kunci mobil tsabitha.”

“OMG! HOW CUTE YOU CALL MY NAME!.” teriak bitha

“kunci mobil.”

“buat apaan dulu? lo mau nganterin gue?.” tanya bitha

Raja yang mulai malas menanggapi gadis didepannya saat ini bergegas merebut kunci mobil tsabitha dari genggamannya.

“ini seriusan lo mau nganterin gue?.” “huh gue uda takut aja bakal dimarahin.” ujar bitha

Tanpa mendengar jelas ucapan tsabitha, raja langsung melemparkan kunci mobil miliknya pada bitha “lo yang bawa gua ke dealer, urus semuanya lo yang bayar.” perintah raja

“trus mobil gue?.” tanya bitha

“gua bawa ke apart lah.” jawab raja santai

“terus lo suruh gue ke dealer sendiri gitu?” tanya bitha

“iya lah gausah manja.” ujar raja

“ih besok aja ya.”

“sekarang.” “itu mobil tante gua bukan gua lusa udah harus dibalikkin.” jelas raja

“yaudah minimal temenin kek.” “gue bisa aja loh bawa mobil tante lo kabur kalo ga diawasin.” ujar bitha dengan nada mengancam

“emang berani?.”

“ngga sih.” “IH TAPI TEMENIN KALO GAK BENERAN GUE BAWA KABUR NIH.”

Raja bergegas masuk ke mobil bitha, menyalakannya dan membuka kaca mobilnya sedikit

“buruan.”

#038

© kalanotes “siniin kunci mobil lo.” perintah raja pada tsabitha sesampainya di parkiran

“buat apaan?.” tanya bitha

“kunci mobil.”

“buat apa jaa?.”

“kunci mobil tsabitha.”

“OMG! HOW CUTE YOU CALL MY NAME!.” teriak bitha

“kunci mobil.”

“buat apaan dulu? lo mau nganterin gue?.” tanya bitha

Raja yang mulai malas menanggapi gadis didepannya saat ini bergegas merebut kunci mobil tsabitha dari genggamannya.

“ini seriusan lo mau nganterin gue?.” “huh gue uda takut aja bakal dimarahin.” ujar bitha

Tanpa mendengar jelas ucapan tsabitha, raja langsung melemparkan kunci mobil miliknya pada bitha “lo yang bawa gua ke dealer, urus semuanya lo yang bayar.” perintah raja

“trus mobil gue?.” tanya bitha

“gua bawa ke apart lah.” jawab raja santai

“terus lo suruh gue ke dealer sendiri gitu?” tanya bitha

“iya lah gausah manja.” ujar raja

“ih besok aja ya.”

“sekarang.” “itu mobil tante gua bukan gua lusa udah harus dibalikkin.” jelas raja

“yaudah minimal temenin kek.” “gue bisa aja loh bawa mobil tante lo kabur kalo ga diawasin.” ujar bitha dengan nada mengancam

“emang berani?.”

“ngga sih.” “IH TAPI TEMENIN KALO GAK BENERAN GUE BAWA KABUR NIH.”

Raja bergegas masuk ke mobil bitha, menyalakannya dan membuka kaca mobilnya sedikit

“buruan.”

#198

© kalanotes Heksa benar benar menjalankan aksinya. Ia pura-pura tumbang ditengah tengah pembacaan amanat oleh pembina upacara.

Rere yang saat ini tengah mengabsen kelengkapan UKS dibuat kaget ketika dua anggota PMR lain menggotong laki-laki yang tidak asing baginya. “mirip heksa.” gumamnya ketika melihat laki-laki tersebut dari jauh, namun begitu melihatnya dari dekat ia langsung memutar kedua bola matanya malas “lah ini mah emang heksa.” batinnya.

“urusin ya re, kita balik ke lapangan dulu” pamit salah satu teman anggota PMR nya, rere pun hanya merespon dengan anggukan singkat.

Heksa masih melanjutkan asik pura-pura pingsannya, ia berusaha melakukannya dengan totalitas namun tetap saja tidak dapat megelabuhi rere “paling juga pura-pura.” ujar rere.

Pandangan rere terfokus pada laki-laki yang terebah didepannya saat ini, ia memandangi nya secara detail mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki, berusaha memastikan apakah tebakannya benar atau salah.

Benar saja, begitu rere dengan sengaja menghembuskan nafas pelan jari-jari heksa ikut bergerak. Selepas itupun tiba-tiga muncul sebuah ide jahil dibenak rere.

Rere memanggil salah satu teman sesama anggota PMR nya untuk membantunya melakukan aksi jahilnya ini. “heksa.” panggil nya pelan “heksa beneran pingsan ya?.” “heksa jangan pingsan dong, nanti rere khawatir nih.” ucap rere sembari tertawa kecil, jujur ia pun tak tahu pasti dapat keberanian darimana melakukan hal aneh seperti ini. Namun ia tetap melanjutkan aksinya, ia meniup niup pelan jari-jari heksa hingga sang empunya merasa geli dan sedikit menggerakan anggota badannya.

Rere pun menyodorkan tangan teman disebelahnya ini dan langsung digenggam oleh heksa, “tangan lo gak sehalus itu ya ternyata.” “tapi gapapa sih gua tetep suka.” “lo juga kayaknya udah tau ya gua pura-pura doang pingsannya” ujar heksa dengan mata yang masih tertutup.

Heksa pun mulai meraba-raba tangan yang digenggamnya saat ini, hingga naik sedikir ke arah pergelangan tangannya “pergelangan tangan lo kok kayak cowo ya re?.” tanya nya. Ia pun membuka mata perlahan dan ,

“ANJING” umpatnya, sedangkan rere dan temannya yang tak sanggup menahan tawa pun lekas tertawa lepas.

“lagian lo sa, gercep banget dikasi tangan asal langsung digenggam aja” ujar rere “ya gua mana ngeh, lo juga mau aja disuruh suruh rere.” kesal heksa

“lumayan sa, ngisengin lo seru juga ternyata wkwk” jawab teman sesama anggota PMR rere dan ia pun bergegas meninggalkan UKS dengan hanya rere dan heksa didalamnya.

“re.” panggil heksa “hm?.” jawab rere sembari mengecheck buku absen PMR yang ada ditangan kirinya saat ini.

Melihat tangan kanan rere yang nganggur heksa pun berusaha menggenggam pelan tangan rere namun rere dengan cepat menepisnya “apaansi.” ujar rere

“ambilin minyak kayu putih deh re.” pinta heksa

Rere yang sedang malas memperpanjang obrolannya dengan heksa saat ini bergegas mengambil satu botol kecil minyak kayu putih di laci UKS “nih.” ujarnya sembari menyodorkannya pada heksa dengan tangan kanannya, dan tangan kirinya yang masih memegang buku absen.

Heksa yang tak kehabisan akal pun bukannya mengambil botol minyak kayu putih tersebut melainkan menarik pelan tangan kanan rere dan membawanya ke dekapannya.

“nah gini kan enak.” “gua emang pingsannya pura-pura re, tapi jujur gua agak pusing beneran jadi perlu dipeluk dikit biar pusingnya ilang ” ujar heksa asal

Rere berusaha keras untuk melepas dekapannya namun nihil malah dipererat oleh heksa.

Sekitar kurang lebih 5 menit dengan posisi yang sama tanpa perubahan, tiba-tiba masuklah seorang laki-laki yang tampak tak asing bagi heksa dan rere, Nares.

“Permisi, bagi minyak kay- ucapan nares terhenti sejenak begitu melihat pemandangan didepannya saat ini “Aduh anjir gajadi dah gajadi”

#195

© kalanotes Sesampainya disekolah rere lekas turun dan berlari ke arah gerbang meninggalkan heksa yang masih memakirkan motornya.

“good morning heksa.” sapa seorang perempuan yang entah datangnya darimana, yang pasti saat ini ia tengah berdiri disamping heksa.

Heksa hanya membalas sapaan itu dengan senyuman singkat.

“btw gue bawain milo kaleng nih.” “katanya lo suka minum milo kaleng kan ya pagi pagi” ujar perempuan tadi.

“thanks ya.” “tapi gua lagi gak pengen minum milo, mending lo minum sendiri aja.” jawab heksa.

Heksa bergegas melepas helm serta jaketnya dan hendak segera memasuki gerbang sekolah, namun ditahan olen perempuan tadi, regita.

“eh sa gue mau nawarin perjanjian deh.” ujar regita. Heksa yang mendadak dibuat penasaran pun segera menoleh.

“perjanjian apa?.” tanya nya,

“yang pasti berkaitan sama rere kok” “lo mau deketin rere kan? nah gue mau bikin perjanjian gitu ya lo lakuin sesuatu buat gue ntar gue bantuin lo sama rere secara gue kan bestienya rere juga, gimana?” tawar regita

“gua harus ngapain dulu?.” balas heksa

“deal dulu baru gue kasi tau.” jawab regita

“gimana ceritany anjir deal dulu baru dijelasin.” batin heksa.

“kok diem? deal ya? deal?.” tanya regita sembari menyodorkan tangan kanan nya dan meraih salah satu tangan heksa untuk bersalaman seolah meresmikan perjanjian sepihaknya.

“sa kok lo ngga ngingetin helmnya si- ucapan rere terpotong begitu melihat laki laki dan perempuan yang sangat ia kenal saat ini tengah bersalaman didepannya, regita yang menyadari kedatangan rere pun malah mempererat genggaman sepihaknya.

“eh re aduh tolongin gue dong.” “re tolong copotin helmnya dong, kayanya nyangkut deh.” “aduh, re tolongggg.” ujar rere

“RE TOLONGIN INI SESEK.” “NTAR KALO GUE PINGSAN GIMANA.” teriak rere

Regita yang agak malas meladenin temannya yang semakin lama semakin meracau dan mendramatisir helmnya yang “katanya” nyangkut pun segera membantu melepaskan helm tersebut.

“nah, thankyou thankyou.” “yaudah sekarang ayo ke kelas buruan” ujar rere dan langsung menarik tangan regita

#151

“nih nih disi- “lah kok gaada, tadi ada” kaget matteo yang tidak melihat keberadaan rere

“mana anjir?” tanya heksa pada matteo

iya, yang tadi nelfon matteo itu heksa dia baru dateng karena tadi ngecas hpnya yang lowbatt dulu

“lah?” “heksa” panggil regita

heksa tak menghiraukan panggilan regita melainkan sibuk mengedarkan pandangan mencari keberadaan rere

“lo kenal heksa?” bisik regita pada matteo

“kenal lah sohib gua dari sd tuh, sma doang pisah” jawab matteo

regita mengangguk paham “lo nyari apaan deh sa?” tanya regita yang ikut bingung melihat heksa yang bingung seperti sedang mencari sesuatu

“rere” “lo liat?” tanya heksa pada regita

regita tak kunjung menjawab, ia terlihat sesang memikirkan sesuatu diotaknya saat ini

“woi” “jawab kali” ucap heksa sembari melambai lambaikan tangannya tepat didepan wajah regita

heksa pun hendak keluar dari starbucks namun tertahan oleh regita “eh mau kemana?” tanya nya

“nyari rere lah” jawab heksa

“eh” “rere nya lagi ditoilet masa mau disamperin kan ga mungkin” cegat regita

“ya mungkin aja lah” “gua tinggal tunggu depan toilet aja” ujar heksa sembari melanjutkan langkahnya keluar namun tertahan lagi oleh regita

“eh” “mending disini aja deh daripada pegel nunggu depan toilet, mending disini tuh bisa duduk santai” “nanti gue telfonin rere deh suruh dia kesini”

“lo kenapa dah” protes heksa sembari melepaskan cegatan regita dan langsung berlari keluar

“wait, lo mau kemana?” tanya matteo yang kini mencegat regita

“mau samperin heksa lah, udah diem itu semua udah gue bayar lo tinggal ambil aja” jawab regita

“trus lo pulangnya?” tanya matteo

“itu gampang udah lo pulang aja, gue bisa naik grab kek apa kek” “UDAH GUE MAU NGEJER HEKSA, BYE!” teriak regita


“ini bagus ya apa gue kadoin ini aja” ucap rere sembari menunjukkan salah satu sepatu pilihannya pada jovan

“iya aja dah” “ga pinter milih barang gua” jawab jovan

rere menghelas nafas pelan, lanjut mengedarkan pandangan pada seluruh penjuru sport station

“BRAKK!!”

“eh eh” “lo apaansi” protes rere pada heksa yang tiba-tiba mendorongnya dari samping hingga sepatu yang ia pegang saat itu hampir jatuh

“sst” “sembunyiin gua please sembunyiin gua” ucap heksa sembari bergegas bersembunyi di belakang rere namun dengan sigap rere memukulnya, ia pun berpindah ke belakang jovan

“RE” panggil regita begitu melihat rere

“eh, hah?” “kenapa?” saut rere

“lo liat he- regita menggantungkan pertanyaannya sembari berpikir sejenak

“liat?” “liat apa?” tanya rere

“ngga jadi deh” lanjut regita dan bergegas lari menjauh

“huh” “makasih ya” “kalo gaada kalian gua gatau dah gimana cara kabur dari tu orang, berisik banget buset” jelas heksa

“makasih sih makasih tapi minta maaf juga jing” “ini sepatu hampir jatoh tar kalo kotor disuruh beli lu yang bayar ye” protes jovan

“tau tuh” timpal rere

“elah, belom juga jatoh”

#151

“nih nih disi- “lah kok gaada, tadi ada” kaget matteo yang tidak melihat keberadaan rere

“mana anjir?” tanya heksa pada matteo

iya, yang tadi nelfon matteo itu heksa dia baru dateng karena tadi ngecas hpnya yang lowbatt dulu

“lah?” “heksa” panggil regita

heksa tak menghiraukan panggilan regita melainkan sibuk mengedarkan pandangan mencari keberadaan rere

“lo kenal heksa?” bisik regita pada matteo

“kenal lah sohib gua dari sd tuh, sma doang pisah” jawab matteo

regita mengangguk paham “lo nyari apaan deh sa?” tanya regita yang ikut bingung melihat heksa yang bingung seperti sedang mencari sesuatu

“rere” “lo liat?” tanya heksa pada regita

regita tak kunjung menjawab, ia terlihat sesang memikirkan sesuatu diotaknya saat ini

“woi” “jawab kali” ucap heksa sembari melambai lambaikan tangannya tepat didepan wajah regita

heksa pun hendak keluar dari starbucks namun tertahan oleh regita “eh mau kemana?” tanya nya

“nyari rere lah” jawab heksa

“eh” “rere nya lagi ditoilet masa mau disamperin kan ga mungkin” cegat regita

“ya mungkin aja lah” “gua tinggal tunggu depan toilet aja” ujar heksa sembari melanjutkan langkahnya keluar namun tertahan lagi oleh regita

“eh” “mending disini aja deh daripada pegel nunggu depan toilet, mending disini tuh bisa duduk santai” “nanti gue telfonin rere deh suruh dia kesini”

“lo kenapa dah” protes heksa sembari melepaskan cegatan regita dan langsung berlari keluar

“wait, lo mau kemana?” tanya matteo yang kini mencegat regita

“mau samperin heksa lah, udah diem itu semua udah gue bayar lo tinggal ambil aja” jawab regita

“trus lo pulangnya?” tanya matteo

“itu gampang udah lo pulang aja, gue bisa naik grab kek apa kek” “UDAH GUE MAU NGEJER HEKSA, BYE!” teriak regita


“ini bagus ya apa gue kadoin ini aja” ucap rere sembari menunjukkan salah satu sepatu pilihannya pada jovan

“iya aja dah” “ga pinter milih barang gua” jawab jovan

rere menghelas nafas pelan, lanjut mengedarkan pandangan pada seluruh penjuru sport station

“BRAKK!!”

“eh eh” “lo apaansi” protes rere pada heksa yang tiba-tiba mendorongnya dari samping hingga sepatu yang ia pegang saat itu hampir jatuh

“sst” “sembunyiin gua please sembunyiin gua” ucap heksa sembari bergegas bersembunyi di belakang rere namun dengan sigap rere memukulnya, ia pun berpindah ke belakang jovan

“RE” panggil regita begitu melihat rere

“eh, hah?” “kenapa?” saut rere

“lo liat he- regita menggantungkan pertanyaannya sembari berpikir sejenak

“liat?” “liat apa?” tanya rere

“ngga jadi deh” lanjut regita dan bergegas lari menjauh

“huh” “makasih ya” “kalo gaada kalian gua gatau dah gimana cara kabur dari tu orang, berisik banget buset” jelas heksa

“makasih sih makasih tapi minta maaf juga jing” “ini sepatu hampir jatoh tar kalo kotor disuruh beli lu yang bayar ye” protes jovan

“tau tuh” timpal rere

“elah, belom juga jatoh”

“she will be okay” ujar ashyla pada marvel yang kini duduk disampingnya dengan tatapan kosong

mereka kini telah berada di rumah sakit tempat keana ditangani saat ini, hampir sejam berlalu dan dokter belum juga keluar dari ruangannya

“happy birthday” timpal nara tiba tiba

“don’t say it” “pretend that today is not my birthday” jawab marvel

“jangan git-

“gimana ga gini” “how can you celebrate you birthday while knowing your girlfriend condition like this?” tanya marvel

“santai dong vel” ujar ashyla

“lagian kalian kenapa bisa bisanya sih biarin dia nyetir sendirian” protes marvel

“gue abi sama guna udah nahan dia vel” “tapi lo tau sendiri keana gimana” “kalo udah mau ya harus dilakuin” jelas ashyla

“tapi lo bisa kan maksa dia?” “gua lebih baik maksa dia mau dia bakal semarah apapun nanti” “daripada kaya gini? sekarang taruhannya nyawa shyl” ujar marvel

“ya jangan salahin ashyla lah” “it’s not her fault” timpal nara

“emang kejadiannya gimana?” tanya marvel

“makanya tadi gua suruh lo check cctv rumah lo dulu, jangan langsung kesini” “sama kekehnya si lo kaya keana” jawab nara

“jadi tadi tuh keana sebenernya udah sampe dirumah lo dengan selamat” “tapi pas dia turun mobil mau bawa barang barangnya dia berdirinya dikiri jadi ditengah tengah jalan” “ya lo tau malem malem orang kira pasti jalanan sepi ya motor main nrobos aja lah” “lah pas keana juga ga nyadar, motornya ga nyalain lampu motor” “ya ketabrak” jelas nara

“tapi serius deh vel tadi gue bertiga sama abi guna tuh udah ngikutin keana dari belakang” “tapi kepotong sama lampu merah diperempatan” “trus pas keana chat dia udah sampe ya gue kira bakal fine fine aja” “maaf” ujar ashyla

“it’s not your fault at all” “no need to say sorry” jawab marvel

beberapa menit kemudian pun setelah nara akhirnya masuk ke ruangan dokter mewakili orang tua keana yang belum juga sampai, akhirnya ia keluar dari ruangan. dan,

“gimana?” tanya marvel, ashyla, guna, dan abun bersamaan

nara tak bersuara, ia hanya menggelengkan kepala.

namun dengan gelengan kepala tsb saja, semua sudah tau jawabannya.