#151

“nih nih disi- “lah kok gaada, tadi ada” kaget matteo yang tidak melihat keberadaan rere

“mana anjir?” tanya heksa pada matteo

iya, yang tadi nelfon matteo itu heksa dia baru dateng karena tadi ngecas hpnya yang lowbatt dulu

“lah?” “heksa” panggil regita

heksa tak menghiraukan panggilan regita melainkan sibuk mengedarkan pandangan mencari keberadaan rere

“lo kenal heksa?” bisik regita pada matteo

“kenal lah sohib gua dari sd tuh, sma doang pisah” jawab matteo

regita mengangguk paham “lo nyari apaan deh sa?” tanya regita yang ikut bingung melihat heksa yang bingung seperti sedang mencari sesuatu

“rere” “lo liat?” tanya heksa pada regita

regita tak kunjung menjawab, ia terlihat sesang memikirkan sesuatu diotaknya saat ini

“woi” “jawab kali” ucap heksa sembari melambai lambaikan tangannya tepat didepan wajah regita

heksa pun hendak keluar dari starbucks namun tertahan oleh regita “eh mau kemana?” tanya nya

“nyari rere lah” jawab heksa

“eh” “rere nya lagi ditoilet masa mau disamperin kan ga mungkin” cegat regita

“ya mungkin aja lah” “gua tinggal tunggu depan toilet aja” ujar heksa sembari melanjutkan langkahnya keluar namun tertahan lagi oleh regita

“eh” “mending disini aja deh daripada pegel nunggu depan toilet, mending disini tuh bisa duduk santai” “nanti gue telfonin rere deh suruh dia kesini”

“lo kenapa dah” protes heksa sembari melepaskan cegatan regita dan langsung berlari keluar

“wait, lo mau kemana?” tanya matteo yang kini mencegat regita

“mau samperin heksa lah, udah diem itu semua udah gue bayar lo tinggal ambil aja” jawab regita

“trus lo pulangnya?” tanya matteo

“itu gampang udah lo pulang aja, gue bisa naik grab kek apa kek” “UDAH GUE MAU NGEJER HEKSA, BYE!” teriak regita


“ini bagus ya apa gue kadoin ini aja” ucap rere sembari menunjukkan salah satu sepatu pilihannya pada jovan

“iya aja dah” “ga pinter milih barang gua” jawab jovan

rere menghelas nafas pelan, lanjut mengedarkan pandangan pada seluruh penjuru sport station

“BRAKK!!”

“eh eh” “lo apaansi” protes rere pada heksa yang tiba-tiba mendorongnya dari samping hingga sepatu yang ia pegang saat itu hampir jatuh

“sst” “sembunyiin gua please sembunyiin gua” ucap heksa sembari bergegas bersembunyi di belakang rere namun dengan sigap rere memukulnya, ia pun berpindah ke belakang jovan

“RE” panggil regita begitu melihat rere

“eh, hah?” “kenapa?” saut rere

“lo liat he- regita menggantungkan pertanyaannya sembari berpikir sejenak

“liat?” “liat apa?” tanya rere

“ngga jadi deh” lanjut regita dan bergegas lari menjauh

“huh” “makasih ya” “kalo gaada kalian gua gatau dah gimana cara kabur dari tu orang, berisik banget buset” jelas heksa

“makasih sih makasih tapi minta maaf juga jing” “ini sepatu hampir jatoh tar kalo kotor disuruh beli lu yang bayar ye” protes jovan

“tau tuh” timpal rere

“elah, belom juga jatoh”