Math

© kalanotes “TSABITHA QUEENARA!” teriak pak yudi, guru matematika yang tengah mengajar di kelas tsabitha saat ini

(fyi tsabitha, raja dan semua cast au ini sekelas ya)

yang dipanggil tak menyahut, adel yang duduk disamping bitha pun segera menyenggol bahu temannya yang saat ini tengah sibuk dengan ponselnya

“psst” “bi lo dipanggil” bisik adel pada bitha

“TSABITHA QUEENARA QUEENARA TSABITHA!!” teriak pak yudi untuk kedua kalinya, kali ini disahuti oleh yang diteriaki

“saya pak” sahut bitha dengan polosnya

“kamu ini daritadi dengerin penjelasan saya tidak?” “coba jawab soal yang ini” ucap pak yudi sembari menunjuk salah satu soal di papan tulis

Tsabitha tak kunjung menjawab, ia masih kaget dengan suasana saat ini yang dimana hampir is pandangan satu kelas mengarah pada dirinya. Ia hanya menatap papan tulis selama beberapa saat tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

“makanya toh kalo gak ngerti tuh denge-

“akar pangkat 225” jawab tsabitha dengan lantangnya

Kini satu kelas kembali menatapnya heran, bagaimana bisa ia yang sedari tadi terlihat tidak fokus dengan penjelasan bisa menjawab soal hanya dalam kurun waktu tak sampai lima menit.

“coba tulis caranya di depan” perintah pak yudi

Tsabitha maju kedepan lalu menulis cara secepat mungkin dan segera kembali ke duduknya “ya tepat sekali jadi begini cara yang benar”

“gila, lo makan kalkulator apa gimana deh ngitungnya cepet banget” ujar adel sesampainya tsabitha dimejanya

“biasa aja kali, lebay” jawab tsabitha yang kembali berkutik dengan ponselnya

“ngapain lagi sih, chattan sama siapa coba” tanya adel

“sama raja” jawab tsabitha dengan senyum lebarnya

“yang dichat aja lagi mumet gitu liat tuh mukanya, memelas banget” ujar adel sembari menoleh pada raja

“justru itu karena mumet harus disemangatin tau” balas tsabitha

“sakit ni orang” ucap adel “sakit ni orang is a love languange” sambung tsabitha

“stress” “stress is a love languange” sambung tsabitha lagi

“lo kayanya pinter sama bego beda tipis ya” gumam adel